Usia 2-3 tahun.
Beritahukan padanya, kalau ia tidak mau mengembalikan mainan itu, akan ada konsekuensinya. Jangan menyiratkan bahwa ia adalah pihak yang harus membuat keputusan tentang mainan itu. Jangan berkata, ‘Mama sih, ingin kamu mau mengembalikan mainan itu. Anda menuntut terlalu banyak darinya untuk membuat keputusan seperti itu.
Gunakan imbalan. Pendekatan saya adalah memakai pengulangan positif, misalnya, “Ayo, semua harus berbaris. Bagus. Bagus.” Tapi itu memang bukan sulap, dibutuhkan juga kesabaran dan ketekunan. Prinsip yang sama juga bisa diterapkan di meja makan.
Jika anak-anak bisa meminta sesuatu dengan sopan, beri mereka imbalan berupa apa yang mereka minta. Siapkan pengalih perhatian. Duduk tenang selama makan malam memang terasa terlalu lama dan berat untuk anak 2 tahun. Terimalah kenyataan itu.
Jadi, agar acara makan malam menyenangkan, berikan kertas pada si kecil untuk dicorat-coret atau mainan yang tidak berisik agar mereka bisa bermain. Pengalih perhatian juga membantu ketika Anda sedang menelepon. Siapkan keranjang berisi krayon, kertas, dan stiker dekat pesawat telepon, jaga-jaga kalau Anda tidak bisa menunda menelepon. Tapi, usahakan tetap bicara singkat. Tidak ada anak 2 tahun yang tahan untuk tidak menyela percakapan 20 menit di telepon.
Usia 3-5 tahun.
Pemahaman baru tentang kesabaran membuat timbal-balik percakapan menjadi lebih mudah, dan rentetan pertanyaan “kenapa begini” dan “kenapa begitu” bisa membuka jalan untuk percakapan yang lebih serius. Sopan santun mulai bisa menjadi kebiasaan.Gunakan permainan imajiner. Untuk anak usia 3 dan 4 tahun, mengingat tata krama di meja makan lewat pesta minum teh mainan, misalnya, bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk menyampaikan pelajaran tentang tata krama. Contoh: ajari cucu-cucu menaruh serbet di pangkuan, menawarkan ke arah kanan, tidak mulai makan atau minum sebelum semua mendapat hidangan, dan bahkan memperkenalkan para tamu: ‘Halo, kenalkan teman saya, Bu Beruang,” Gunakan orang-orang maupun mainan kesayangan si kecil untuk membantu menjelaskan bahwa para ksatria, putri raja, bintang rock, nenek, Winnie the Pooh, dan Elmo, semua bersikap sopan.Teruslah menyesuaikan temperamen. Beberapa anak senang memamerkan penguasaan tata krama mereka; sementara yang lain lebih suka diam-diam saja. Dan hampir semua anak butuh waktu untuk membiasakan diri dengan situasi baru. Ada yang akan mengucapkan salam perpisahan dan terima kasih dengan pelukan erat, tapi ada juga yang hanya akan berbisik, lalu langsung lari.